- pemberhentian -

bukan berarti berhenti atau telah sampai pada tujuannya, namun mencoba untuk mencari makna dan melihat kembali perjalanan yang telah dilakukan selama ini.
Mencoba untuk belajar dari setiap langkah yang terangkum dalam gambar.

Kamis, 18 Februari 2010

Lihat Dia, Lihat Aku, Lihat Sekitar Kita

Terlintas saja dalam benakku beberapa hari kemarin, pastinya suatu hal tidak dapat terlepas dengan hal lain. Apakah itu?
teringat beberapa waktu lalu, tepatnya tanggal 7 Februari 2010, memperingati wafatnya seorang tokoh Indonesia yang sangat dihormati semua kalangan di Indonesia. Tidak lain, beliau adalah Gus Dur. Banyak orang mengatakan beliau sebagai pembela kaum minoritas. Yah, kaum minoritas Tiong Hoa khususnya.



Tahukah kamu kalo gambar diatas ini dari mana asalnya??
"CHINA!"
Geli mendengarnya sendiri, istilah ini begitu dekat denganku sebenarnya. Memang aku ada keturunan etnis Tiong Hoa(siapa sangka??).
Hahaha...

Ada dua makna yang terkandung dari karya ini :
1. Terlepas daripada itu, inilah wajah perdagangan kita, Indonesia, saat ini. Sekarang adalah jamannya perdagangan bebas setelah diberlakukannya Free Trade Asean-China. aku tidak ingin memberikan hal yang bertele-tele lagi. Pada intinya "Ayo dong Cinta Produk Indonesia!"
2. 14 Desember 2010, IMLEK+hari Valentine. Aku cuma pengen nunjukin aja dari objek itu. Sangat jelas kan??? sepasang kekasih, dengan background macan..


Hmm...meskipun dah telat..
SELAMAT TAHUN BARU n' SELAMAT HARI VALENTINE!!




NB : yah pada tanggal itu ternyata aku sampai di Jogja sudah malam.."maaf".

Rabu, 10 Februari 2010

cita-cita di hari pers

Sering disebutkan bahwa pers merupakan pilar penting dalam mewujudkan sebuah negara demokratis. Kehadiran pers memang merupakan satu hal penting nilai demokratis yakni dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat agar rakyat dapat memerintah dirinya sendiri dan pemerintah berada di bawah kekuasaan rakyat.(Suseno, 1987).
Sebuah pernyataan penting datang dari presiden Indonesia dalam peringatan Hari Pers Nasional 2010, yakni mengenai peran pers untuk rakyat. Dalam pernyataannya, beliau menggambarkan kaitan pers dan demokrasi dengan memberikan ajakan people-centered democracy. Pernyataan tersebut datang seturut dengan maraknya pemberitaan kondisi pemerintahan akhir-akhir ini yang dapat dikatakan buruk. Satu hal lagi, cita-cita mewujudkan nilai-nilai bersama ini menjadi suatu tantangan tersendiri, khususnya bagi pelaku pers di dalamnya.
Mencoba membayangkan bagaimana cara untuk mewujudkan pers untuk rakyat. Banyak hal terjadi di sekitar kita, bahkan seratus halaman koran pun mungkin juga tidak dapat merangkul semua detil peristiwa dengan baik setiap harinya. Memang sebuah bayangan yang juga tidak mungkin terjadi, siapa juga yang mau menghabiskan waktu hanya untuk membaca koran. Namun, yang ingin dikatakan adalah bagaimana kita melihat setiap peristiwa tersebut lewat permukaan saja atau verstehende. Suatu peristiwa sarat akan nilai-nilai tertentu yang bisa saja diterjemahkan lain bagi mesing-masing orang yang membacanya.
Banyak hal tentunya yang dapat dilakukan setiap elemen pembentuk demokrasi di Indonesia untuk mencapai cita-cita bangsa. Semuanya tidak dapat dilepaskan lewat ajaran-ajaran guru bangsa kita yaitu lewat kebersamaan.
Selamat Hari Pers!

Rabu, 03 Februari 2010

Kok begini?

orang pertama berkata : "wah, kamu hebat yah! udah bisa kayak gini..aku aja gak bisa sama sekali"
orang kedua menjawab : "ah itu masalah memulai aja kok, karena aku lebih duluan belajar aja daripada kamu"

ya secuil percakapan itu, membuatku berpikir tentang diriku sendiri dan orang-orang yang pernah bertemu denganku pula. aku seorang lelaki berumur 21 tahun! apa yang seharusnya bisa dan sudah aku lakukan kalo begitu??
pertanyaan yang gampang namun sangat sulit dijawab, menurutku..
Bisa saja aku memutar kembali memori otak dalam benakku. Bisa juga aku melihat catatan-catatan penting dalam hidupku. Banyak hal yang tentu sudah aku jalani di bumi, tapi tetap saja aku tidak ingat detil apa pun itu. Apapun itu, keadaannya sekarang aku ini bisa apa??

Kata orang, Setiap pribadi adalah unik. Sependapat juga dengan pernyataan itu, namun beda ceritanya jika kalimat itu dipakai untuk sebuah alasan saja atas pertanyaan "Kok kamu gitu?", "kok kamu gini?" dll..
Yah, setiap pribadi unik karena hidup. manusia gak akan pernah berhenti belajar. Apa yang membentuk sebuah pribadi juga merupakan hasil dari apa yang udah kita alami, pengalaman istilahnya. Apapun bentuknya.


kembali lagi pada sebuah pertanyaan-pertanyaan di benakku, jawabannya adalah bagaimana kita semua bisa sadar mengapa aku jadi seperti ini atau seperti itu. Dulu guruku bilang, mengutip Bung Karno, "JAS MERAH, jangan sekali-kali melupakan sejarah!"