- pemberhentian -

bukan berarti berhenti atau telah sampai pada tujuannya, namun mencoba untuk mencari makna dan melihat kembali perjalanan yang telah dilakukan selama ini.
Mencoba untuk belajar dari setiap langkah yang terangkum dalam gambar.

Minggu, 19 Januari 2014

Hiking Lereng Gunung Merapi - Kaliadem

Sudah lama. Ya, sudah lama sekali aku gak jalan-jalan dan posting foto di blog yang udah karatan ini. Bukan gara2 selesein kuliah tapi gara2 masuk latihan fotografi ala "militer"..hehehe.. Aku sendiri gak tau persis apakah belajar foto lagi secara intensif kemarin menambah kemampuan atau justru hanya membuang waktu. Akhir tahun kemarin sepertinya cukup menjadi sebuah ketidakjelasan buatku. Kerja enggak, nyelesein skripsi enggak, jalan-jalan enggak, motret juga jarang. Absurd. #malahcurhat

Mungkin bener ya kalo orang bilang "Jogja itu ngangenin". buktinya aja beberapa temen kemaren pulang Jogja padahal udah gak ada urusan yang penting-penting amat disini, gak semua sih. Yang pasti aku dan temen2 yang masih berjuang dan hidup di Jogja musti jadi host buat nemenin mereka jalan, ngasih apdet2 terbaru tentang perkembangan Jogja, emmm...kebanyakan jg jadi nostalgia sih. Salah satunya adalah mas Calvin a.k.a Toink seorang sarjana, admin, surfer, fotografer traveller idola wanita. Buat aku mungkin dia yang pertama kali ngajarin motret. Salam super guru. :)

-klik fotonya untuk memperbesar-

Dapet cuaca cerah di penghujung tahun rasanya jadi sebuah berkah yang sayang kalo gak digunain buat jalan-jalan. Ceritanya berawal ketika sehari sebelum ke Kaliadem aku dan beberapa temen pergi ke Temanggung. Sepanjang perjalanan Gunung Merapi rasanya tuh manggil-manggil terus, cuaca cerah sampai sepuncak-puncaknya merapi tu kelihatan. Akhirnya berdua aja dengan Toink sepakat kalo esok paginya kita musti berangkat apapun yang terjadi. 

Jam 5 pagi tet! Toink dengan kamera barunya udah nyamperin di rumah. awalnya tanpa rencana hampir saja kita ke Plawangan, Kaliurang atas rekomendasi mas Catur seorang pemuda setempat, juragan salak, pemberi kredit bank, juga sekaligus juragan mobil. Namun, di tengah jalan kita ubah haluan menuju Kaliadem. 



Kaliadem saat ini sudah menjadi sebuah wisata gunung berapi yang banyak dikenal dengan Lava Tour. Wisatawan dapat menyusuri hutan dan bekas aliran lahar dan awan panas yang menyapu wilayah ini pada letusan tahun 2010. Namun, aku dan mas Toink waktu itu ketika sampai langsung jalan kaki menuju ke tempat dimana kita bisa mendapatkan best spot untuk memotret. Sementara itu Catur meyusul dari rumahnya dan bertemu di dekat rumah alm. Mbah Maridjan. sampai di ujung jalan kita bingung harus lewat mana ya, sampai kita tanya salah seorang guide yang menyarankan untuk menyewa motor atau naik Jeep. 

Berbekal semangat muda kami pun akhirnya memilih untuk hiking, lagian waktu itu masih cukup pagi dan cerah. Gak salah pilihan kami, banyak hal2 menarik yang kami temui di tengah perjalanan(meskipun fotoya gak ditayangin tapi percaya aja ya :p). Sesampainya di spot terakhir Kaliadem, kami pun langsung berpencar sibuk dengan kamera dan gadget kami masing-masing seperti wisatawan pada umumnya. Selesainya dari Kaliadem aku dan Toink pulang sarapan Soto Lamongan di lembah UGM. Semoga nanti, entah kapan aku juga bisa posting kulineran di Jogja. 

Yaah..mungkin hiking singkat di Kaliadem ini bisa jadi pengingat kalo aku harus berjuang lebih keras buat menyelesaikan keinginan-keinginan yang belum kesampaian. Mengejar cita-cita yang gak tau harus dibawa kemana. Tapi aku sendiri yakin kuasa Tuhan pada diriku cukup besar. Amin. :)