- pemberhentian -

bukan berarti berhenti atau telah sampai pada tujuannya, namun mencoba untuk mencari makna dan melihat kembali perjalanan yang telah dilakukan selama ini.
Mencoba untuk belajar dari setiap langkah yang terangkum dalam gambar.

Kamis, 25 Juni 2009

Kampanye..

Menilik kembali reformasi yang menjadi sebuah renaisans demokrasi Indonesia, sampai sekarang ini, tampaknya belum memperlihatkan harapan rakyat saat itu. Meskipun penyelenggaraan PEMILU “sudah” dapat dipertanggungjawabkan, namun tetap saja hingga PEMILU 2009 ini belum menampilkan hasil yang positif bagi kemajuan Indonesia. Terutama pada calon-calon legislatif maupun eksekutif yang bertanding, masih belum dapat menunjukkan kualitas untuk memimpin negeri ini. Janji-janji politik masih saja bertebaran seperti pada PEMILU sebelumnya. Oleh karena itu, bukan menjadi pertanyaan rakyat semakin apatis untuk berpartisipasi untuk hasil yang terbaik.
Bagi sebagian besar rakyat kecil yang terus tergencet oleh kondisi struktural, kampanye politik bukanlah sebuah partisipasi dalam menentukan pemimpin mereka kelak. Mereka menyemarakkan kampanye demi hidup mereka, untuk mendapatkan uang saku, kaus dan atribusi-atribusi lainnya yang bisa mereka dapatkan. Mereka datang untuk mencari hiburan setelah bekerja memeras keringat. Seakan masa kampanye seperti sekarang ini, dan juga sebelumnya ,menjadi sebuah pekerjaan dan hiburan musiman bagi mereka. Sungguh ironis, PEMILU yang seharusnya menjadi ajang pesta demokrasi menjadi pesta saweran.
Termasuk juga keterangan-keterangan yang diutarakan melalui berbagai media massa. Pernyataan mereka terlihat abstrak. bukan sebuah pernyataan cerdas sebagaimana seorang pemimpin harapan. Mereka bisa saja berhasil menampilkan citra diri positif untuk dipilih rakyat. Namun, semakin lama semuanya terlihat seperti sebuah retorika yang lama kelamaan membosankan.
Semua hal itu merupakan gambaran betapa kurangnya kualitas calon pemimpin kita nanti, baik legislatif maupun eksekutif(tanpa memukul rata). Pragmatisme telah meredupkan semangat-semangat membangun bangsa. Hal inilah yang kemudian menyebabkan pembelajaran politik masyarakat tidak berkembang dalam masyarakat, karena rakyat pun akan menanggapi dengan pragmatis pula.
Semoga saja rakyat semakin sadar akan kondisi ini sehingga dengan kritis dapat mengoreksi pemimpin mereka nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar